AKTIVITAS

AKTIVIS KAMPUS

Oleh : Doni F. Firdaus, Desember 2014

Aktivis itu????????……..
  1. Mempunyai waktu lebih sempit dari kutu buku.
  2. Dikenal diseluruh lingkungan universitas (dalam dan luar) dan lingkungan masyarakat.
  3. Baginya, kenangan adalah pengalaman berharga.
  4. Jiwa sosialnya tinggi.
  5. Supel, mudah diterima semua kalangan (tidak kaku dengan masyarakat karena sudah terbiasa).
  6. Merasa lebih bijak dari pihak otoritas akademik.
  7. Lecture-nya disebuah forum atau masyarakat.
  8. Mengejar materi perkuliahan (bukan ketinggalan materi).
  9. Belajar untuk ujian diperjalanan atau saat makan saja.
  10. Ujian sendirian diruang dosen.
  11. Laboratoriumnya didalam sidang dan dimasyarakat.
  12. IPK pas-pasan dengan sejuta pengalaman (organisasi, masyarakat dan bukan hanya teori).
  13. Soal makan, cukup yang memberi energi saja (murah dan sukanya dapat gratisan).
  14. Management keuangannya bagus (walau kadang selalu kekurangan akhirnya puasa makan).
  15. Uang belaja untuk organisasi (pake uang sendiri dalam menghadiri kegiatan diluar kampus).
  16. Dibenci pihak otoritas akademik karena kritikannya yang membuat panas ditelinga.
  17. Selalu tersimpu memohon supaya diizinkan untuk kegiatan organisasi kepada pihak akademik.
  18. Disepelekan dan dicap membangkang oleh pihak otoritas akademik.
  19. Mempunyai prinsip: jangan sampai akademik mengganggu kegiatan organisasi .
Terlepas dari hal diatas:
Jadi aktivis itu wajib dan akademik itu kebutuhan. Jangan sampai kita unggul sebagai aktivis dan kurang dalam akademik kampus. Sukses jadi aktivis, unggul dalam akademik. berteman dengan aktivis lain dan masyarakat serta bersahabat dengan pihak otoritas akademik.
bagaimana???…
apakah kalian setuju???….
https://diffa95.wordpress.com/2014/12/16/aktivis-kampus/






Motivasi Menjadi Anggota BEM 

Oleh : Doni F. Firdaus, Desember 2013
Semua orang pasti mempunyai harapan dan cita-cita bagaimana sebuah kehidupan yang baik. Mahasiswa adalah orang yang terdaftar di perguruan tinggi (akademik, institut, universitas), mengikuti semester berjalan dan tentunya memiliki kartu mahasiswa untuk pembuktian. Ini pengertian secara administratif. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi.
Perlukah mahasiswa mengikuti organisasi di tempatnya study?
Bagaimana peran organisasi dalam menumbuhkan karakter dan kepribadian mahasiswa?
Menjadi seorang mahasiswa bukanlah hal mudah, namun bisa dipermudah jika kita berusaha untuk menjalaninya dengan baik. Caranya, kita harus menjalankan kewajiban kita sebagai mahasiswa dengan semestinya. Menjadi mahasiswa jangan hanya sebatas mahasiswa biasa. Kita harus mengikuti arus pergaulan kampus, tentunya pergaulan yang memberikan dampak positif bagi perkuliahan kita.
Di kampus, kita harus bisa membiasakan diri untuk menunjukkan rasa sosial yang tinggi. Itu semua bisa diwujudkan dengan bergabung dengan organisasi-organisasi yang ada di kampus. Disana kita bisa menunjukkan bahwa kita mampu memberikan dampak yang baik di lingkungan kampus. Kita harusnya bisa menjadi contoh bagi rekan-rekan kita yang lain maupun junior yang akan bergabung nantinya.
Organisasi merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dengan mahasiswa yang menimba ilmu di kampus. Organisasi sebetulnya sangat penting untuk kebaikan kita sebagai mahasiswa, namun kesadaran berorganisasi itu sangat minim dewasa ini. Sudah semakin berkurang tampaknya mahasiswa yang berminat untuk bergabung dengan organisasi-organisasi yang ada di kampus. Padahal, dengan berorganisasi kita mampu menemukan jati diri kita sesungguhnya sebagai kaum intelektual. Tidak hanya sekedar duduk dan mendengarkan dosen memberi perkuliahan, tetapi kita juga bisa merasakan kepuasan menjadi seorang pemimpin pada sebuah organisasi.
Dalam berorganisasi, kita bisa mengenal dunia kampus lebih luas. Misalnya, kita adalah seorang mahasiswa yang tidak terbiasa dengan pidato ataupun sering gugup ketika berbicara di depan orang ramai, dengan berorganisasi kita akan dibina untuk hal itu. Setidaknya, keluar dari organisasi tersebut kita mampu untuk berbicara secara terbuka di depan orang banyak.
Aspek utama yang harus kita miliki dalam berorganisasi yaitu mental. Jika kita sudah punya mental untuk berlabuh pada sebuah organisasi, maka akan mudah bagi kita untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya. Setelah itu barulah kita melaksanakan pembinaan dalam organisasi tersebut dengan baik. Berbeda dengan orang yang tidak pernah berorganisasi, jangankan untuk berbicara di depan orang ramai, berdiskusi dengan ruang lingkup yang kecilpun tidak sanggup rasanya untuk berpendapat.
Betapa pentingnya organisasi tidak mampu kita ukur secara formal, namun bisa kita rasakan dengan perasaan. Dahulunya kita hanyalah seorang yang pendiam dan jarang bergaul, setelah mencoba untuk berorganisasi maka kita bisa untuk mengeluarkan pendapat dan berbicara dengan tenang. Kita tidak lagi merasakan gugup atau gemetar melihat kumpulan orang yang akan mendengar apa yang akan kita ucapkan.
Bagi mahasiswa yang belum menemukan jati dirinya sebagai seorang mahasiswa, maka berusahalah untuk bergabung dengan organisasi yang ada di kampus. Semua itu akan berguna untuk kelangsungan perkuliahan dan mampu menjalin persahabatan antara sesama mahasiswa di kampus. Janganlah menjadi mahasiswa seperti batu yang terselip dalam pondasi, yang hanya bertahan pada satu tempat berdiam. Sama halnya dengan mahasiswa yang hanya duduk di bangku kuliah tanpa memberikan umpan balik dalam perkuliahan.
Mungkin kita sering mendengar istilah “mahasiswa kupu-kupu” yang artinya mahasiswa tersebut hanya datang untuk perkuliahan semata. Sementara untuk informasi lainnya yang ada di kampus tidak ia hiraukan jika tidak ada sangkut pautnya dengan mata kuliah. Sebaiknya, kita jangan mencontoh mahasiswa yang demikian. Hendaknya kita bisa menjadi mahasiswa sejati dan mampu memberikan dampak positif bagi kehidupan kita dengan berorganisasi di kampus.
Sebagaimana yang kita ketahui, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) adalah suatu Lembaga Tertinggi dalam organisasi kemahasiswaan. Fungsi dari BEM itu sendiri adalah sebagai media penyaluran aspirasi, dan prestasi yang membawahi segala organisasi yang ada di Jurusan Keperawatan Kesehatan. Atau dapat dikatakan, bahwa BEM adalah DPRnya mahasiswa Jurusan Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu – Ilmu Kesehatan.
Salah satu motivasi terbesar saya untuk mencalonkan diri dalam pemilihan anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) adalah untuk mengasah kemampuan kepemimpinan (leadership), bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan bersama, dan berusaha dengan rekan – rekan yang lainnya untuk bersama-sama memajukan dan meningkatkan kualitas Jurusan Keperawan serta mampu bekerjasama dalam pengembangan dan penerapan ipteks keperawatan pada tingkat lokal, nasional dan internasional.
Minat saya terhadap kepengurusan BEM KMJK UNSOED adalah pada Kementrian Luar Negeri dan Biro Sosial Masyarakat.
Kementerian luar negeri ini bertanggung jawab untuk menjalin hubungan yang baik dengan pihak eksternal kampus meliputi alumni, perguruan tinggi lain, tokoh masyarakat, tokoh pemerintahan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan media terkait lainnya. Departemen ini memiliki peran penting dalam membawa nama baik Mahasiswa ke lingkungan luar kampus sehingga dapat mencari dan membangun jaringan komunikasi di kalangan luar BEM Provisi demi menjaga konsistensi citra BEM KMJK UNSOED. Selain itu juga kementrian luar negeri melakukan koordinasi dan konsolidasi tentang kebijakan luar negeri serta mempertanggungjawabkan semua kegiatan kepada Presiden BEM.
Biro Sosial Masyarakat bertugas melaksanakan kegiatan sosial yang berhubungan dengan kesehatan baik internal maupun eksternal, memfasilitasi mahasiswa keperawatan sebagai upaya peningkatan kepedulian sosial dan konstribusi mahasiswa terhadap lingkungan sosialnya, mempertanggungjawabkan semua kegiatan kepada kementeri dalam negeri dan Presiden BEM, berkoordinasi kepada kementerian luar negeri.
Besar sekali harapan saya untuk bisa ikut serta dan berkontribusi dalam memperbaiki kinerja BEM KMJK yang keliru, melengkapi segala kekurangan di BEM KMJK, dan ikut serta dalam mengembangkan kinerja positif BEM KMJK Universitas Jenderal Soedirman. Kesungguhan saya untuk ikut serta berkontribusi untuk kemajuan BEM KMJK tidak cukup hanya dituliskan dalam essay ini. Terimakasih atas perhatian dan waktunya untuk membaca essay ini. Mohon maaf atas segala kekurangannya. Salam Sukses……
 https://diffa95.wordpress.com/2014/03/18/contoh-motivasi-menjadi-anggota-bem/






PERAN MAHASISWA INDONESIA
DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMUNITY (AEC)

Oleh : Doni F. Firdaus, November 2014.

ASEAN ECONOMIC COMUNITY atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)???…
Tentu kita sebagai warga masyarakat bangsa Indonesia masih awam dengan istilah tersebut. ASEAN ECONOMIC COMUNITY atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah suatu ketentuan atau kesepakatan yang telah dibuat oleh para pemimpin negara di ASEAN untuk membentuk suatu pasar tunggal dalam ekonomi di wilayah ASEAN. Pada nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.
Apakah kita sebagai warga Indonesia sudah siap untuk ikut serta dalam MEA????…..
Tak bisa dipungkiri bahwa hal tersebut menjadi benalu disetiap benak warga negara Indonesia ini. Siap atau tidak, pada tahun 2015 kita akan ikut serta dalam MEA. Mau atau tidak, kita akan menjadi bagian dari Masyarakat Ekonomi Asean. Sejauh manakah bangsa kita mempersiapkan diri untuk bisa bersaing dalam MEA???….
Sekarang ini setiap negara dalam ruang lingkup ASEAN sedang gencar-gencarnya mensosialisasikan MEA. Banyak isu bermunculan bahwa sekarang ini warga di negara-negara ASEAN mulai belajar bahasa Indonesia. Mereka mengetahui bahwa peluang untuk bekerja di Indonesia ini sangat mudah dan luas, sehingga banyak sekali warga negara ASEAN yang tertarik untuk bekerja di Indonesia.
Bagaimana dengan kita sebagai warga negara Indonesia? Apakah kita juga melakukan hal yang demikian dilakukan oleh warga negara ASEAN lain???….
Kita mengetahui bahwa sekarang ini bangsa kita sedang berbenah diri untuk bisa bersaing dengan negara ASEAN lainnya dalam MEA. Banyak sekali program pemerintah yang dilakukan untuk mempersiapkan bangsa kita dalam menghadapi MEA, mulai dari peningkatan Sumber Daya Manusia sampai peningkatan pengelolaan Sumber Daya Alam yang ada di Indonesia. Jangan sampai bangsa kita dijajah oleh desakan tuntutan zaman yang semakin mengglobal.
Apa dampak MEA terhadap bangsa Indonesia???…
Apakah menguntungkan??… Apakah merugikan??..
Pastinya kita bertanya-tanya tentang dampak apakah yang akan timbul setelah berlangsungnya MEA. Pada umumnya, MEA akan sangat menguntungkan untuk Indonesia. Dengan diberlakukannya MEA, masyarakat Indonesia akan dengan bebas untuk melakukan transaksaksi perdagangan dengan negara lain di ASEAN. Adanya MEA akan meningkatkan kualitas dan daya saing perdagangan Indonesia di ASEAN. MEA akan menciptakan jutaan lapangan kerja baru bagi warga Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailand serta fondasi industri yang bagi Indonesia sendiri membuat Indonesia berada pada peringkat keempat di ASEAN (Republika Online, 2013).
Pada sisi investasi, keadaan ini akan menciptakan iklim yang mendukung untuk masuknya para investor asing ke negara Indonesia yang dapat merangsang pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia dan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia. Meskipun begitu, kondisi tersebut dapat memunculkan suatu problem lingkungan. Tidak bisa kita pungkiri bahwa dengan adanya MEA akan timbul perusahaan- perusahaan asing yang besar di Indonesia. Perusahaan asing tersebut dapat menimbulkan tindakan eksploitasi dalam skala besar terhadap ketersediaan sumber daya alam di Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah sumber daya alam melimpah dibandingkan negara-negara lainnya. Tidak tertutup kemungkinan juga eksploitasi yang dilakukan perusahaan asing dapat merusak ekosistem di Indonesia, sedangkan regulasi investasi yang ada di Indonesia belum cukup kuat untuk menjaga kondisi alam termasuk ketersediaan sumber daya alam yang terkandung.
Selain itu juga, akan muncul tantangan baru bagi Indonesia berupa permasalahan-permasalahan vital yang harus segera kita benahi bersama. Dalam hal ini  akan muncul dengan banyaknya barang impor yang akan mengalir dalam jumlah banyak ke negara Indonesia sehingga dapat mengancam industri lokal dalam bersaing dengan produk-produk luar negri yang jauh lebih berkualitas dengan harga murah. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan defisit neraca perdagangan bagi Negara Indonesia sendiri. Masyarakat Ekonomi Asean tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, perawat, pengacara, akuntan, dan lainnya. Oleh karena itu, kita harus siap untuk bisa menanggulangi keadaan tersebut.
Apa peran mahasiswa dalam menghadapi MEA???…
Mahasiswa adalah iron stok bagi bangsa Indonesia dan bangsa lainnya. Mahasiswa akan menggantikan tempat para pejabat pemerintahan yang sekarang duduk menyibukan diri dikantornya. Mahasiswa merupakan kaum intelektual yang tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan akademik yang baik, tetapi juga kemampuan non-akademik untuk menunjang kemajuan bangsa. Mahasiswa sebagai agen perubahan diharapkan memiliki kemampuan berpikir kritis yang tinggi serta semangat dalam merealisasikan aspirasinya, sehingga mereka mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa sebagai generasi muda perlu membuat berbagai kegiatan yang bisa menopang MEA, diantaranya yaitu menciptakan inovasi dalam bentuk usaha, keaktifaan diorganisasi kampus, mensosialisasikan MEA dan mengajak kaum muda lain untuk meningkatkan daya wirausaha sehingga usaha-usaha baru akan muncul dan bisa mempertahankan perekonomian negara. Selain itu juga, dari segi pendidikan mahasiswa perlu meningkatkan intelektualitas dan kredibilitas dalam bidang kemahasiswaan dan kemasyarakatan. Jangan sampai mahasiswa Indonesia kalah dengan mahasiswa lain di negara ASEAN. Untuk menunjang peran mahasiswa dalam MEA, mahasiswa diharuskan untuk mempunyai kemampuan berbahasa asing yang fasih dan benar. Mahasiswa Indonesia harus bisa menujukan bahwa kita juga mampu bersaing lebih dengan mahasiswa lain di ASEAN.

Daftar Pustaka
N.n. (2013). Indonesia Hanya Menduduki Peringkat Empat di ASEAN.
Santoso, W. et.al (2008). Outlook Ekonomi Indonesia 2008-2012: Integrasi ekonomi ASEAN dan prospek perekonomian nasional. Jakarta: Biro Riset Ekonomi Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar